ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses memangkas koreksi dalam pada perdagangan sesi pertama, Selasa (11/3/2025). Gerak IHSG hari ini mengikuti Bursa Asia-Pasifik nan juga berada di area merah.
IHSG nan selang lima menit setelah dibuka sempat ambruk 1,4% ke level 6.503,84 bisa memangkas pelemahan pada akhir perdagangan sesi pertama di mana indeks referensi RI tersebut ditutup turun 0,91% ke 6.538,19.
Mayoritas saham mengalami koreksi dan hanya 154 saham nan tercatat naik.
Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 5,21 triliun nan melibatkan 10,77 miliar saham dalam 632.000 lebih transaksi.
Adapun mengutip Refinitiv, nyaris seluruh sektor berada di area merah hari ini. Sektor konsumer non primer memimpin kerugian dengan penurunan 3,65%. Lalu diikuti oleh bahan baku (-2,61%) dan real estate (-2,1%).
Adapun sektor teknologi menjadi satu satunya nan mengalami kenaikan ditopang oleh keahlian saham emiten info center DCI Indonesia (DCII)
Saham nan menjadi pemberat utama IHSG hari ini adalah GOTO. Saham teknologi tersebut turun 4,71% ke level Rp 81 per saham. GOTO menyumbang -8,78 indeks poin terhadap pelemahan IHSG.
Lalu dua emiten Prajogo Pangestu, TPIA dan BREN menjadi pemberat terbesar selanjutnta dengan kontribusi berat -5,14 dan -4,82 indeks poin. Selanjutnya, emiten ritel pengelola Alfamart (AMRT) dan tambang emas Salim-Bakrie (BRMS) masing-masing berkontribusi -3,93 dan 3,46 indeks poin.
Sementara itu, saham milik Otto Toto Sugiri tetap menjadi penopang IHSG dari ambruk nan lebih dalam. Saham DCI Indonesia (DCII) tercatat kembali menyentuh level auto rejection atas (ARA) meski sekarang diperdagangkan di papan pemantauan khusus. Saham DCII tercatat naik 9,44% ke Rp 186.000 dengan kapitalisasi pasar tembus Rp 443,38 triliun.
Kejatuhan IHSG hari ini seiring dengan ambruknya bursa Asia-Pasifik dan Wall Street. Di Jepang indeks referensi Nikkei 225 ambruk lebih dari 2% tak lama setelah pembukaan, sementara indeks Topix nan lebih luas turun 1,57%.
Lalu di Korea Selatan, Kospi mengawali hari dengan penurunan lebih dari 2%, sedangkan Kosdaq nan berkapitalisasi lebih mini ambruk nyaris 2%.
IHSG ambruk juga setelah bank investasi dan pengelola aset dunia Goldman Sachs menurunkan ranking dan rekomendasi atas aset finansial di Indonesia.
Penurunan ini terjadi lantaran perusahaan nan bermarkas di New York tersebut memperkirakan adanya peningkatan akibat fiskal atas sejumlah kebijakan dan inisiatif nan dipilih oleh Presiden Prabowo Subianto.
Goldman menurunkan ranking saham RI dari overweight menjadi market weight. Lebih lanjut, Goldman juga menurunkan rekomendasi atas surat utang nan diterbitkan BUMN tenor 10 sampai 20 tahun menjadi netral. Sebelumnya, surat utang BUMN menjadi salh satu aset nan paling ramai diburu oleh manajer investasi global.
Penurunan ranking ini terjadi Setelah Goldman meningkatkan proyeksi defisit fiskal Indonesia dari semua 2,5% sekarang menjadi 2,9% dari PDB.
Goldman mengungkapkan pasar finansial Indonesia tetap berada dalam tekanan beberapa bulan terakhir lantaran sentimen tarif dan perang jual beli dunia hingga pelemahan ekonomi domestik membikin penanammodal ketakutan dan kabur dari pasar RI.
Selain itu, perekonomian Amerika Serikat (AS) diramalkan bakal mengalami pelemahan. Kekhawatiran bakal penurunan sigap dalam ekonomi terbesar di bumi tersebut pun muncul.
Dari info ekonomi AS beberapa minggu terakhir, shopping konsumen turun signifikan di Januari, terbesar dalam empat tahun terakhir, di tengah pelebaran defisit perdagangan AS hingga mencapai rekor US$ 131 miliar di bulan nan sama. Perusahaan dilaporkan bergegas memindahkan peralatan sebelum tarif berlaku.
Mengutip The Guardian, Selasa (11/3/2025), para ahli ekonomi mengatakan akibat 'Trumpcession' meningkat lantaran tindakan nekat dan pendekatan tarif nan terputus-putus dari Trump mengguncang penanammodal global, nan dicontohkan dengan keputusan minggu lampau untuk menghentikan tarif AS atas barang-barang dari Kanada dan Meksiko untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan.
Trumpcession sendiri merupakan idiom dari Trump dan recession alias resesi, penurunan ekonomi alias negatif dua kuartal berturut-turut alias lebih dalam satu tahun.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Menguat Lebih Dari 2%, IHSG Sentuh Level 6.500
Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran