ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk — Nasabah kaya jadi sasaran industri perbankan. Mereka menjadi sumber pertumbuhan di kala fenomena pertumbuhan biaya pihak ketiga (DPK) nan melandai.
PT Bank Woori Saudara (BWS) menjadikan upaya wealth management sebagai salah satu rencana dan kebijakan strategis bank untuk tahun 2025. Emiten bersandi SDRA ini berambisi jasa nan mengincar pengguna kaya tersebut dapat menyumbang fee-based income.
Dalam kerangka strategi Wealth Management, BWS mempunyai tiga produk utama nan ditawarkan ke pengguna ialah Bancassurance, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel hingga Saham Referral.
Untuk Bancassurance, BWS bekerja sama dengan perusahaan asuransi dan memasarkan produk asuransi alias campuran produk asuransi dan bank kepada nasabah. Produk utama nan ditawarkan meliputi asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa.
Sementara untuk produk SBN Ritel, BWS menawarkan beragam instrumen investasi pendapatan tetap nan diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dengan imbal hasil menarik dan akibat terjaga kepada pengguna ritel untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan investasi mereka.
Adapun BWS melaporkan kenaikan dari sisi fee based income untuk pos untung transaksi dari kurs asing nan mencapai Rp32,09 miliar per Semester I 2025 alias naik 58,82% secara tahunan (yoy).
Pos fee based income lain nan juga mengalami peningkatan adalah dari sisi jasa layanan transfer nan mencapai Rp19,75 miliar per Semester I 2025 alias naik 94,25% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) berencana meluncurkan jasa priority banking, dengan minimum saldo Rp500 juta pada bulan September nanti. Selain itu, bank pelat merah itu juga mau meluncurkan jasa private banking dengan minimum saldo Rp15 miliar.
Dengan strategi tersebut, Direktur Network & Retail Funding, Rully Setiawan optimistis, asset under management (AUM) dapat mencapai Rp24 triliun tahun ini. Ia mengungkapkan, saat ini AUM di BTN sudah mencapai Rp23 triliun.
Ia kemudian membeberkan strategi dalam persaingan menggaet para pengguna segmen affluent dengan bank-bank lain. Menurut Rully, BTN mempunyai segmentasi nan lengkap. Selain Prioritas ada juga Prospera, jasa pengelolaan biaya pengguna minimal Rp100 juta, dan Prima untuk biaya Rp10 juta hingga di bawah Rp100 juta.
Leonardo Lijuwardi dari NH Korindo Sekuritas menjelaskan bahwa wealth management memang bisa menjadi salah satu pengganti nan tepat untuk upaya perbankan di era saat ini. Selain dapat mengerek biaya pihak ketiga, jasa tersebut juga bakal mendorong pendapatan berbasis komisi atau fee based income.
"Saat suku kembang dan kebijakan moneter belum betul-betul akomodatif, pendapatan kembang bersih bank bisa terdampak sehingga untuk menjaga profitabilitas mereka tidak bisa terus bertumpu pada satu sumber pendapatan saja dari kembang tetapi juga perlu diversifikasi ke nan sifatnya transaksional seperti wealth management" ungkap Leonardo, dikutip, Jumat (15/8/2025).
Menurutnya upaya wealth management memang berpotensi untuk dongkrak pendapatan non-bunga alias fee based income. Apalagi jika produk nan ditawarkan adalah produk investasi nan menarik di tengah kondisi seperti sekarang ini.
"Bank jadi kanal pengedaran produk asuransi nan memang peluangnya besar di saat masyarakat sudah 'melek risiko'. Literasi finansial nan membaik juga membikin masyarakat bisa lebih sadar investasi baik nan risikonya rendah maupun nan lebih tinggi. Ini kesempatan upaya nan baik dimanfaatkan oleh bank di momentum sekarang ini" tambahnya.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
DPR Apresiasi Pertumbuhan Nasabah Premium BNI Hingga 16%