ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,41% ke level 7.898,37 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (15/8/2025). Padahal pada perdagangan intraday sesi I, indeks sempat menyundul level 8.000 pada pukul 10.29 WIB. Pada titik tertingginya IHSG sempat bertengger di posisi 8.017,07 dan merupakan rekor IHSG untuk perdagangan intraday.
Pelemahan hari ini juga berfaedah rekor penutupan IHSG masih berada di level 7.931,25 alias nomor penutupan perdagangan Kamis (14/8/2025).
Sebanyak 229 saham naik, 432 turun, dan 139 tidak bergerak. Nilai transaksi hari ini sangat besar, ialah Rp 30,97 triliun, melibatkan 47,8 miliar saham dalam 1,96 juta kali transaksi. Perlu dicatat, sebagian dari transaksi jumbo tersebut adalah transaksi nego pengalihan saham MDIY.
Mengutip Refiitiv, kebanyakan sektor berada di area merah, hanya sektor teknologi, kesehatan dan finansial nan mengalami penguatan.
Hal itu seiring dengan saham DCI Indonesia nan naik 6,91% ke level 359.900. Emiten Toto Sugiri dan Salim ini menyumbang berat 25,05 indeks poin.
Selain DCII, saham bank pelat merah (BBRI) dan emiten Sinar Mas (DSSA) juga tercatat menjadi penahan sehingga IHSG tidak jatuh lebih dalam.
Sementara itu, saham Prajogo Pangestu menjadi beban terbesar IHSG. BREN nan turun 5,15% berkontribusi -18,01 indeks poin.
Sebelumnya, banyak pihak nan memperkirakan indeks dapat parkir di level 8.000 menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80.
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menilai tren penguatan IHSG merupakan gambaran dari keahlian esensial perusahaan-perusahaan nan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurutnya, kenaikan indeks itu tidak hanya mencerminkan keahlian perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga perusahaan berukuran menengah.
"Memang secara umum bukan saja menggambarkan keahlian dan esensial dari perusahaan-perusahaan besar. Tapi justru juga nan kuat di situ tersebut adalah keahlian dari perusahaan-perusahaan di papan tengah, tidak hanya nan di LQ45," kata Mahendra saat ditemui di Gedung UGM Samator Pendidikan, Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2025).
Selain itu, penguatan IHSG ini juga disebut menggambarkan perkembangan sentimen pasar terhadap kondisi nan lebih luas, ialah ekonomi makro dan global. Mahendra menyebut ini memberikan sedikit kepastian setelah sempat terjadi kekhawatiran pasar.
"Memang dalam beberapa waktu terakhir ini sudah memberikan sedikit lebih kepastian, bukan berfaedah sudah pasti dan sudah sepenuhnya, tidak. Ada aspek nan tetap bisa bergerak dan berubah, tapi paling tidak sudah memberikan kepastian nan lebih baik daripada sebelumnya 3-4 bulan lalu," tukasnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Analis Sebut Pasar Saham RI Jadi Primadona, Ini Alasannya