Goldman Sachs Perkirakan Harga Minyak Turun Ke Us$ 50 Akhir 2026

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Goldman Sachs memperkirakan memperkirakan nilai perjanjian berjangka minyak mentah Brent bakal turun ke level US$ 50-an per barel pada akhir 2026. Dalam catatannya untuk para klien, Goldman mengatakan perihal itu disebabkan oleh peningkatan surplus minyak tahun depan.

"Kami memperkirakan surplus minyak bakal melebar dan rata-rata 1,8 juta barel per hari pada Q4 2025 hingga 2026 dn menghasilkan kenaikan nyaris 800 juta barel dalam stok dunia pada akhir 2026," tulisnya mengutip Reuters, Rabu (27/8).

Bank Investasi tersebut memperkirakan bahwa minyak nan tersimpan di negara-negara personil Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) bakal mencapai sepertiga dari total stok dunia alias 270 juta barel pada tahun 2026.

Apalagi, dengan berkurangnya permintaan di negara-negara OECD, perihal ini bakal menurunkan nilai wajar Brent dari pertengahan US$70-an saat ini.

Goldman menyampaikan, bahwa nilai Brent kemungkinan bakal tetap mendekati nilai perjanjian berjangka selama sisa tahun 2025, tetapi lebih rendah pada tahun depan lantaran peningkatan stok OECD semakin cepat.

Meskipun demikian, Goldman juga mengatakan, adanya potensi percepatan pertumbuhan stok China menjadi 0,8 juta barel per hari dari 0,4 juta barel per hari pada tahun ini bakal meningkatkan rata-rata Brent 2026 sebesar US$6 per barel dibandingkan dengan perkiraan awal bank tersebut menjadi $62.

Sebagai informasi, perjanjian berjangka minyak mentah Brent diperdagangkan di sekitar US$67 per barel di awal perdagangan Asia pada hari Rabu. Kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada US$63.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Panas! China Balas Tarif Trump, Harga Minyak Jatuh 3%