INDUSTRI

Magnet Wisata Musiman! Pasar Apung di Kawasan Cagar Budaya Nasional Candi Muaro Jambi

Pasar apung yang berlokasi di Kawasan Cagar Budaya Nasional Candi (KCBN) Muaro Jambi kini menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan. Keberadaan pasar ini bersifat musiman, namun mengundang minat yang tinggi terutama saat intensitas hujan meningkat, sehingga beberapa kawasan di sekitar candi Astano Muarojambi tergenang air hingga sepinggang orang dewasa.

Akses menuju pasar apung memang memerlukan usaha ekstra. Pengunjung harus melewati jalanan yang hanya dapat dilalui oleh sepeda listrik dan sepeda motor. Kendaraan yang digunakan harus cukup kuat melewati beberapa titik jalan yang rusak dan tergenang air. Disarankan bagi pengunjung untuk menggunakan sandal jepit atau boots daripada sepatu.

Meskipun jarak menuju pasar apung cukup jauh, sekitar 7 km, menggunakan jasa ojek atau menyewa sepeda listrik dapat menjadi pilihan bagi yang tidak kuat jalan kaki. Tarif ojek bervariasi tergantung pada kemampuan menawar pengunjung, namun tarif standar sekitar Rp 10 ribu.

Perjalanan menuju pasar apung juga menawarkan pemandangan yang menarik, dengan kawasan hutan asri di kanan dan kiri jalan yang dihiasi oleh ribuan pohon duku yang berbuah lebat. Pohon-pohon duku ini ditanam oleh warga sekitar KCBN Muaro Jambi dan hasil panennya telah menyumbangkan pendapatan sekitar Rp 500 juta untuk kas negara.

Pasar apung sendiri didominasi oleh perempuan yang berjualan di perahu-perahu milik sendiri. Pedagang ini menghadirkan beragam makanan khas Jambi seperti ketan jando, susu gadis, dan ketan duren. Kehadiran pasar apung ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Pendapatan pedagang bisa mencapai Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari, bahkan lebih tinggi pada hari libur atau akhir pekan.

Selain makanan khas, juga terdapat kerupuk opak yang disajikan dengan bumbu sate Padang. Penduduk sekitar tidak mengejar keuntungan sebanyak mungkin, dengan harga dagangan rata-rata sekitar Rp 5 ribu.

Bagi pengunjung yang ingin berbelanja di pasar apung, mereka perlu menyewa perahu dengan tarif sekitar Rp 20 ribu per 45 menit, atau Rp 25 ribu jika ingin menyewa perahu beserta pedayungnya. Pemilik perahu di pasar apung kebanyakan memiliki pendidikan tinggi, menyumbang kepada atmosfir yang bersih dan teratur di kawasan tersebut.

Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional Candi Muaro Jambi oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi dan pariwisata lokal. Kebersihan dan keramahan para pedagang dan pemilik perahu juga menjadi salah satu daya tarik bagi para pengunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *