ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di area merah pada perdagangan hari ini, Kamis (20/2/2025). IHSG keok di tengah penanammodal yang cemas dengan prospek suku kembang referensi the Fed.
Mengutip Refinitiv, IHSG ditutup di level 6.788,04 alias turun 0,1%. Sebanyak 236 saham naik, 334 turun, dan 309 tidak bergerak.
Nilai transaksi hingga akhir perdagangan hari ini mencapai Rp 11,88 triliun nan melibatkan 18,51 miliar saham dalam 1,29 juta kali transaksi.
Hanya sektor teknologi nan berada di area hijau pada perdagangan hari ini. Hal tersebut seiring dengan melesatnya saham DCI Indonesia (DCII).
Saham DCII naik hingga menyentuh pemisah auto reject atas (ARA) pada sesi I. DCII pun menjadi penopang utama nan menjaga kejatuhan IHSG dengan kontribusi 14,79 indeks poin.
Selain DCII, saham teknologi nan juga memancarkan sinyal positif kuat hari ini adalah Remala Abadi (DATA). DATA melanjutkan penguatan setelah sebelumnya Grup Djarum mengumumkan akuisisi 40% saham tersebut. Lalu ada juga saham Toto Sugiri lainnya, ialah Indointernet (EDGE).
Sementara itu, pergerakan pasar finansial RI bakal banyak dipengaruhi soal prospek suku kembang referensi the Fed dan pengaruh lanjutan dari keputusan Bank Indonesia (BI) nan menahan suku kembang kemarin.
The Fed mengeluarkan risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu AS alias Kamis awal hari waktu Indonesia. Dalam risalah FOMC periode Januari tersebut, The Fed sepakat bahwa mereka perlu memastikan jika inflasi bisa turun lebih tajam sebelum menurunkan suku kembang lebih lanjut.
Mereka juga mengungkapkan kekhawatiran tentang akibat tarif Presiden Donald Trump nan dapat memengaruhi pencapaian tersebut.
Anggota FOMC sepakat secara bulat untuk mempertahankan suku kembang di level 4,25%-4,50% setelah tiga kali pemangkasan berturut-turut.
Dalam risalah tergambar jelas jika personil FOMC mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai akibat potensial dari pemerintahan baru, termasuk pembicaraan tentang tarif serta akibat dari pengurangan izin dan pajak.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti info neraca pembayaran Indonesia (NPI) untuk periode 2024. Data ekonomi mengenai NPI dan Transaksi Berjalan ini sangat krusial untuk menunjukkan ketahanan eksternal Indonesia.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Semringah Saat IHSG Terperosok ke Level 6.500-an
Next Article IHSG Dibuka Merah, Balik Lagi ke Level 7.400-an