ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS mengumumkan pemangkasan suku kembang pertama nya di tahun ini.
Melansir dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (18/9/2025) rupiah mengalami pelemahan 0,09% ke level Rp16.430/US$. Sebelumnya rupiah ditutup menguat 0,06% di posisi Rp16.425/US$ pada perdagangan kemarin, Rabu (17/9/2025).
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 WIB tengah mengalami penguatan sebesar 0,21% ke level 97,08. Ini merupakan lanjutan penguatan nan terjadi sejak perdagangan kemarin, nan turut menguat 0,25% di posisi 96,87.
Pergerakan rupiah pada hari ini, Kamis (18/9/2025), sejalan dengan penguatan dolar AS.
Dolar AS menguat setelah sempat tertekan akibat keputusan Federal Reserve memangkas suku kembang referensi sebesar 25 pedoman poin. Awalnya, pasar menilai langkah tersebut bisa menekan greenback lebih jauh, namun komentar hawkish Ketua The Fed Jerome Powell justru membalikkan arah dolar.
Powell menegaskan bahwa kenaikan nilai peralatan telah menekan inflasi dan diperkirakan tetap bakal bersambung hingga tahun depan, sehingga ruang pemangkasan suku kembang berikutnya bakal terbatas.
Di sisi lain, proyeksi terbaru The Fed juga memberi sinyal kekuatan dolar. Bank sentral meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS 2025 menjadi 1,6% dari 1,4% sebelumnya, sementara inflasi inti tetap tinggi di 3,1%, jauh di atas sasaran 2%. Hal ini mendorong persepsi bahwa meskipun The Fed memangkas suku bunga, kebijakan moneter tetap condong berhati-hati terhadap inflasi.
Kondisi ini memberi sentimen positif bagi dolar AS dan membebani mata duit emerging market termasuk rupiah.
Selain aspek eksternal dari AS, rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen domestik. Bank Indonesia (BI) pada Rabu (17/9/2025) turut memangkas suku kembang referensi BI Rate sebesar 25 pedoman poin menjadi 4,75%.
Suku kembang Deposit Facility apalagi dipangkas lebih dalam, ialah 50 pedoman poin ke 3,75%, sementara Lending Facility turun ke 5,50%. Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan langkah ini ditempuh untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan inflasi nan tetap rendah dan stabil sesuai sasaran 2,5% plus minus 1%.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385