Bos Bank Mandiri Buka Suara Soal Dampak Kenaikan Insentif Ini

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) buka bunyi mengenai keputusan Bank Indonesia (BI) meningkatkan insentif likuiditas untuk menopang penyaluran dana. Batas besaran maksimal dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) naik dari 4% menjadi 5% dari biaya pihak ketiga (DPK).

Menanggapi perihal itu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan bank pelat merah itu tetap konsentrasi dalam menjalankan kegunaan intermediasinya. Dalam perihal ini, bank berlogo pita emas itu tetap menetapkan pertumbuhan angsuran nan tinggi tahun ini.

"Mandiri tetap konsentrasi untuk berkedudukan dalam intermediasi dalam penyaluran biaya masyarakat dalam corak kredit. Targetnya juga tetap tinggi," kata Darmawan di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (20/2/2025).

Ia mengatakan bakal tetap konsentrasi terhadap sektor-sektor prioritas. Sehingga likuiditas untuk mendorong sektor-sektor tersebut terjaga.

"Sektor-sektor nan diberikan insentif kita bakal fokuskan agar ada betul-betul insentif terhadap likuiditas," ujar Darmawan.

Sebelumnya dalam paparan keahlian 2024, Darmawan mengatakan bank pimpinannya itu membidik sasaran pertumbuhan untung dapat tetap positif, sementara pertumbuhan angsuran dan biaya pihak ketiga (DPK) bakal kembali melampaui rata-rata industri perbankan di akhir tahun ini.

Untuk diketahui, BMRI mencatatkan untung bersih periode melangkah secara konsolidasi nan dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.

Hingga akhir tahun 2024, realisasi angsuran Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.670,55 triliun naik 19,5% yoy, dengan pertumbuhan nan tetap solid di beberapa segmen utama. Kredit wholesale nan menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.

Rasio angsuran bermasalah namalain NPL tetap terkendali di level 0,97% pada akhir 2024, turun 5 pedoman poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.

Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 7,73% yoy menjadi Rp 1.699 triliun. Porsi CASA mencapai 80,3% dari total DPK.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Mandiri Cetak Laba Rp55,78 Triliun Sepanjang 2024

Next Article BI Rate 6%, Bank Mandiri (BMRI) Ungkap Dampaknya ke Segmen Wholesale