Ternyata Ini Penyebab Inflasi Medis Tinggi

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia — Inflasi medis menjadi rumor dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini menyebabkan beban finansial pada industri asuransi. 

Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Iing Ichsan Hanafi mengatakan dalam beberapa tahun terakhir telah berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai inflasi medis. 

Menurutnya memang perihal itu suatu perihal nan perlu dibenahi antara rumah sakit dan pelaku upaya asuransi. "Dari asuransi kemarin meminta coba dibuatkan link patch, guidelines. kemarina ada asuransi minta 40, ada teman-teman di kami keberatan buat itu karna merasa di sistem kami ada sistem nan lain, tapi lama-lama dipaksa untuk itu bisa. Ada kesepakatan antara asuransi dan rumah sakit untuk menyepakati," katanya dalam aktivitas CNBC Indonesia Insurance Forum 2025 di Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Menurutnya persoalan utama saat ini adalah sistem di rumah sakit. Akan tetapi saat ini rumah sakit telah mempunyai pengalaman dengan BPJS, sehingga ke depan bisa dilakukan pembenahan dengan lebih baik. 

Chief Customer & Marketing Prudential Indoonesia Karin Zulkarnaen mengatakan telah mengumpulkan data-data di mana ada fraud dan penyalahgunaan. "Sebagai ilustrasi, operasi usus buntu itu umum, dua tahun lampau Rp20 juta-Rp60 jt. Tahun lampau di kelas yang sama meningkat dari Rp40 jt menjadi Rp90jt," katanya. 

Oleh lantaran itu kemudian asuransi melakukan penyesuaian premi. Permasalahan kemudian timbul bahwa tidak semua pengguna mau dengan kenaikan premi. 

Akan tetapi akhirnya Prudential memberikan pemahaman berupa edukasi kepada peserta. "Jadi edukasi sangat krusial bahwa nilai naik, tapi lebih krusial kesehatan," katanya. 

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Ogi Prastomiyono menegaskan ekosistem jasa kesehatan hingga asuransi kesehatan, kudu memperbaiki tata kelola dan lebih transparan untuk mengantisipasi inflasi medis nan tinggi. Dengan begitu, jasa kesehatan bisa dinikmati seluruh kalangan masyarakat dan ekosistemnya melangkah lebih efisien.

"Edukasi terhadap kesehatan kudu ditegakkan, pemerintah kudu terlibat. Begitu juga perusahaan asuransi kesehatan sehingga ekosistemnya bisa melangkah dengan efisien," ujar Ogi.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos Asuransi Syariah Minta OJK Atur Klaim-Skema CoB Dengan BPJS

Next Article Ini Cara Baru OJK Perkuat Industri Asuransi di Indonesia