Ternyata Ini Alasan Tony Blair Masuk Dewan Pengawas Danantara

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Wakil Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Muliaman Hadad buka bunyi mengenai pemilihan Tony Blair sebagai majelis pengawas Danantara. Tony merupakan PM Inggris nan menjabat dari tahun 1997 hingga 2007.

Menurut Muliaman, bergabungnya Tony Blair ke badan pengelola investasi ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk memperbesar eksposur internasional ke Danantara.

"Saya kira siapapun dia, nan krusial kan exposure internasional danantara kudu keluar. Maka dua tokoh itu dipilih," ungkap Muliaman saat ditemui di Gedung Gade, Jakarta, Rabu, (26/2/2025).

Muliaman pun menilai, kehadiran Tony Blair dapat membawa keterwakilan pandangan dunia ke internal Danantara. "Iya mewakili dunia view," kata dia.

Sebelumnya, Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair ditunjuk sebagai salah satu Dewan Pengawas Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Hal ini diungkapkan Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara Rosan Roeslani.

"Iya salah satunya," kata Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025).

Tony Blair merupakan PM Inggris nan menjabat dari tahun 1997 hingga 2007. Ia juga diminta untuk ikut membantu dalam mengembangkan Ibu Kota Nusantara, di Kalimantan Timur.

Rosan juga mengungkapkan mantan Presiden RI juga diajak untuk menjadi majelis pengawas Danantara. "Semua diajak," tuturnya.

Selain Tony Blair, ada Ray Dalio yang juga didapuk sebagai majelis pengawas Danantara.

Ray Dalio adalah founder dari Hedge Fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates, nan mengelola biaya sebesar US$ 112 miliar alias setara Rp 1.740,10 triliun. Forbes juga menempatkan Ray Dalio sebagai orang terkaya bumi ranking 151 per 16 Oktober 2024 dengan kekayaan US$ 14 miliar setara Rp 217,55 triliun.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Anjlok Lebih dari 2%, Investor Khawatir Soal Danantara?

Next Article Superholding BUMN Bakal Mirip Temasek, Ini Profilnya