SoftBank Batalkan Garap Proyek Chip AI dengan Intel Karena Tidak Memenuhi Syarat
Perusahaan investor teknologi Jepang, SoftBank, memutuskan untuk menggagalkan rencana kerjasama dengan Intel dalam pengembangan chip kecerdasan buatan (AI) yang sebelumnya direncanakan untuk menyaingi dominasi Nvidia. Menurut laporan dari Financial Times, SoftBank membatalkan rencana tersebut karena Intel tidak mampu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Mereka menyalahkan Intel karena ketidakmampuannya memenuhi persyaratan terkait volume dan kecepatan yang dibutuhkan.
Kini, SoftBank beralih ke perusahaan chip lain, yaitu TSMC, yang dikenal sebagai produsen chip terbesar di dunia. Kabar ini muncul setelah Intel mengumumkan rencananya untuk melakukan pengurangan biaya produksi, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan mereka.
Intel saat ini sedang menghadapi berbagai masalah, termasuk tuntutan dari para pemegang saham karena dianggap telah mengungkapkan masalah internal yang menyebabkan penurunan pendapatan, PHK massal, penghentian pembagian deviden, dan merosotnya valuasi perusahaan sebesar USD 32 miliar dalam sehari.
Para pemegang saham merasa bahwa mereka tidak diberikan informasi yang cukup jelas ketika Intel mengungkapkan bahwa bisnis foundry mereka, yang membuat chip untuk perusahaan lain, sedang mengalami kesulitan yang merugikan perusahaan secara finansial.
Gugatan ini muncul setelah pengumuman PHK terhadap 15% dari total pegawai Intel, atau lebih dari 15 ribu posisi. Perusahaan juga telah menghentikan pembagian deviden kepada pemegang saham mulai kuartal keempat tahun 2024 sebagai bagian dari upaya restrukturisasi untuk menghemat biaya sebesar USD 10 miliar pada tahun 2025.
Intel juga mencatatkan kerugian sebesar USD 1,61 miliar setelah pendapatannya turun 1% menjadi USD 12,83 miliar. Perusahaan ini sedang berjuang untuk tetap bersaing di pasar yang semakin kompetitif, di mana pesaing seperti AMD, Nvidia, Samsung, dan TSMC sedang menikmati pertumbuhan bisnis yang didorong oleh popularitas AI yang terus meningkat.
Saham Intel juga mengalami penurunan sebesar 26% menjadi USD 21,48 per lembar saham pada tanggal 2 Agustus, sehari setelah perusahaan merilis laporan keuangan terbaru serta mengumumkan rencana PHK dan penghentian pembagian deviden.