ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --
Dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui pemberdayaan pendidikan, pemerintah meluncurkan program Sekolah Rakyat. Inisiatif nan diprakarsai oleh Presiden Prabowo Subianto dan dikelola oleh Kementerian Sosial (Kemensos) ini diharapkan menjadi titik tolak bagi peningkatan kapabilitas masyarakat kurang mampu.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), usai memimpin rapat koordinasi tentang Sekolah Rakyat, Rabu (6/3), menekankan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, tetapi menjadi sebuah upaya untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian masyarakat miskin.
"Pertama ini (Sekolah Rakyat) adalah corak konkret dari upaya presiden dalam rangka memuliakan orang miskin. nan kedua juga mendorong orang miskin untuk bangkit, untuk lebih maju, lebih berdaya, dan kelak berkedudukan signifikan pada Indonesia emas di tahun 2045," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3).
Ia menambahkan, Sekolah Rakyat dirancang untuk memutus mata rantai kemiskinan dengan memberikan penghargaan dan kesempatan kepada kaum duafa. Langkah strategis ini diharapkan bisa mendorong masyarakat nan selama ini terpinggirkan agar mempunyai akses terhadap pendidikan berbobot dan lingkungan belajar nan mendukung perkembangan diri.
Senada dengan Gus Ipul, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, juga menilai pendidikan bagi kaum duafa merupakan kunci utama untuk mengangkat potensi masyarakat kurang mampu.
"Kejayaan Indonesia itu nan pegang kunci adalah kaum dhuafa. Kalau kaum duafa sudah bangkit, maka jayalah Indonesia dan kita mau membuktikan itu," imbuh dia.
Menurutnya, pemerintah sudah mengambil langkah nan betul untuk membangun Sekolah Rakyat ini. Menurut beragam kajian, baik akademik maupun empirik, pendidikan terbukti merupakan salah satu aspek pemotong rantai kemiskinan.
Melalui Sekolah Rakyat inilah, Nuh berambisi kepercayaan diri masyarakat miskin dan miskin ekstrem bertumbuh dan bisa bangkit memberikan kontribusi dalam membangun Indonesia.
"Saatnya sekarang kaum duafa bangkit. Punya self-confidence nan kuat, punya masa depan nan sangat jelas melalui bumi pendidikan kita," imbuhnya.
Dalam pendirian sekolah rakyat dengan konsep boarding school (asrama), dia beranggapan ada beragam aspek nan kudu dipertimbangkan.
Hal tersebut mencakup perizinan sekolah, tenaga pendidik, dan juga kurikulum. Selain itu, dirinya juga menilai tata kelola dan kendali kualitas juga krusial lantaran menyangkut pemantauan kualitas sekolah.
Untuk membahas seluruh aspek tersebut, Gus Ipul pun membentuk tim formatur dan Satgas Percepatan Sekolah Rakyat.
Kementerian/Lembaga nan datang dalam rapat tersebut seperti Kementerian Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Bappenas,Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Partisipasi juga datang dari Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, Badan Kepegawaian Nasional, Lembaga Administrasi Negara, Kantor Staf Presiden, Pemerintah Daerah serta perguruan tinggi juga bekerja-sama untuk mewujudkan aspek-aspek nan dibutuhkan oleh Sekolah Rakyat.
Gus Ipul mengungkapkan Kementerian/Lembaga ini nantinya bakal tergabung ke dalam Satgas dan konsentrasi mempersiapkan percepatan pembangunan Sekolah Rakyat sesuai bidangnya masing-masing.
"Jadi kelak Insya Allah didukung oleh kementerian, lembaga nan punya tugas dan kegunaan di bagian tertentu," tuturnya.
Melalui program Sekolah Rakyat, pemerintah berupaya membuka jalan bagi masyarakat kurang bisa untuk meraih pendidikan nan lebih baik dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan masa depan. Diharapkan, dengan meningkatnya peran serta kaum duafa, Indonesia dapat melangkah lebih mantap menuju kemakmuran dan keadilan sosial, sekaligus mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
(rir)