Rupiah Tertekan Ke Rp 16.430/ Us$, Usai The Fed Tahan Suku Bunga

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Nilai tukar rupiah dibuka tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk menahan suku kembang acuannya di 4,25%-4,50% pada pertemuan Juli 2025.

Melansi dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan Kamis (31/7/2025), nilai tukar rupiah mengalami penurunan sebesar 0,27% di level Rp16.430/US$

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 WIB terpantau melemah tipis 0,04% di level 99,77. Sebagai catatan, DXY mengalami kenaikan cukup signifikan pada perdagangan kemarin Rabu (30/7/2025) ialah sebesar 0,94% sekaligus memperpanjang reli penguatan selama lima hari beruntun.

Sentimen penguatan dolar AS tetap menjadi tekanan utama bagi pergerakan mata duit negara berkembang, termasuk rupiah.

Hal ini terjadi seiring dengan pengumuman The Fed nan kembali menahan suku kembang acuannya di 4,25%-4,50% pada Juli 2025 ini, namun Keputusan kali ini tidak bulat, setelah dua pejabat tinggi, ialah Gubernur Gubernur Christopher Waller dan Michelle Bowman, menyatakan ketidaksetujuan alias beda pendapat. Mereka lebih memilih agar suku kembang dipangkas 25 bps. Perbedaan pandangan ini mencerminkan situasi luar biasa dan tidak nyaman nan dihadapi bank sentral.

Selain itu, rilis info pertumbuhan ekonomi AS turut memperkuat posisi dolar. Ekonomi AS tumbuh sebesar 3% (yoy) pada kuartal II 2025, membalikkan kontraksi 0,5% nan terjadi pada kuartal sebelumnya. Capaian ini juga melampaui ekspektasi pasar nan memperkirakan pertumbuhan hanya 2,4%, berasas perkiraan awal.

Data ekonomi nan solid ini memperkuat daya tarik dolar AS. Dalam jangka pendek, kondisi ini dapat memperpanjang tekanan terhadap rupiah dan mata duit negara berkembang lainnya, seiring dengan pergeseran preferensi penanammodal dunia ke aset berbasis dolar.

(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ditutup Menguat, Nilai Tukar Dolar AS Turun ke Rp 16.185