Polri Bongkar 6.881 Kasus Narkoba, Barbuk Capai 4,1 Ton

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --

Satgas Penanggulangan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN) Polri mengungkap total 6.881 kasus peredaran narkotika dalam periode Januari-Februari 2025.

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengatakan dari total kasus nan sukses diungkap itu pihaknya sukses menangkap total 9.249 bandar dan kurir narkotika di seluruh wilayah Indonesia.

"Adapun berat peralatan bukti narkotika keseluruhan (yang disita) sebanyak 4,171 ton," ujarnya dalam konvensi pers, Rabu (5/3).

Wahyu menjelaskan peralatan bukti nan disita itu terdiri dari 1,28 ton sabu; 138,9 kilogram ekstasi; 493 kilogram ganja; 3,4 kilogram kokain; 1,6 ton tembakau sintetis; dan 659,9 kilogram obat keras.

Ia mengatakan pengungkapan itu merupakan corak tindak lanjut program Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran mengenai pemberantasan tindak pidana narkoba.

Ia menambahkan dari pelbagai kasus nan diungkap itu kebanyakan berasal dari dua golongan besar sindikat narkoba ialah sindikat golden crescent dan golden triangle.

"Pengiriman narkoba melalui jalur laut dengan langkah memasukkan narkoba dari Golden Triangle dan Golden Crescent ke Samudra Hindia di Laut Aceh dengan menggunakan kapal laut," jelasnya.

"Pengiriman narkoba dari luar negeri baik nan menggunakan kargo ekspedisi resmi maupun hand and carry dengan langkah disamarkan oleh kurir nan membawa narkotika tersebut," imbuhnya.

Lebih lanjut, Wahyu mengatakan kebanyakan pelaku juga tidak langsung membawa narkotika dalam corak jadi melainkan dalam corak bahan baku semata. Barang itu kemudian diolah melalui lab-lab pribadi nan berada di perumahan mewah.

"Pembuatan clandestine lab tempat produksi narkotika di perumahan mewah nan mempunyai penjagaan keamanan ketat sehingga tidak bisa diakses oleh sembarang orang termasuk abdi negara penegak norma nan masuk untuk melakukan penyelidikan," katanya.

Di sisi lain, Wahyu mengatakan andaikan dikonversikan maka total peralatan bukti nan sukses disita interogator mencapai Rp2,7 triliun. Melalui pengungkapan itu, dia menyebut total masyarakat nan sukses diselamatkan juga mencapai 11 juta jiwa.

"Adapun nilai keseluruhan dari peralatan bukti berupa narkotika, psikotropika, dan obat-obatan nan mengandung bahan rawan nan telah disita selama periode ini sejumlah Rp2,7 triliun," ujarnya.

Jaringan Fredy Pratama

Wahyu mengatakan pihaknya juga kembali mengungkap empat kasus narkoba jaringan bandar narkotika internasional Fredy Pratama selama periode Januari-Februari 2025.

Empat jaringan Fredy Pratama berada di lima wilayah berbeda ialah Jakarta Utara, Tangerang, Banjar, Banjar Baru dan Banjarmasin.

"Terdapat empat kasus nan diduga dilakukan oleh jaringan Fredy Pratama dengan total tersangka sebanyak tujuh orang," ujarnya.

Wahyu menjelaskan dari total tersangka nan ditangkap itu empat di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA).

Dari hasil pengungkapan itu, pihaknya juga turut menyita peralatan bukti berupa sabu sebanyak 35 kilogram dan 1.015 butir ekstasi.

Wahyu menambahkan dari pelbagai kasus nan diungkap itu kebanyakan berasal dari dua golongan besar sindikat narkoba ialah sindikat golden crescent dan golden triangle.

"Pengiriman narkoba melalui jalur laut dengan langkah memasukkan narkoba dari Golden Triangle dan Golden Crescent ke Samudra Hindia di Laut Aceh dengan menggunakan kapal laut," jelasnya.

(fra/fra/tfq)

[Gambas:Video CNN]