Penyu Kayu Rp13 Miliar Di Palabuhanratu Rusak, Isinya Kardus

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --

Patung kayu alias ornamen 'penyu' raksasa di Alun-Alun Gadobangkong, Palabuhanratu, Sukabumi rusak parah.

Lewat video viral di media sosial, ornamen nan menjadi salah satu ikon kawasan pesisir selatan Pulau Jawa itu tampak jebol di beberapa bagian, terutama pada cangkangnya nan berlubang besar.

Namun sejumlah netizen mengungkapkan kebenaran nan mengejutkan lantaran bagian dalam ornamen nan semestinya kokoh justru memperlihatkan rangka dari bambu dan material mirip kertas berbahan kardus.

Pemandangan ini sontak memicu kritik soal kualitas bahan serta bangunan ornamen nan disebut-sebut merupakan bagian dari proyek pembangunan senilai Rp13 miliar itu.

Mengutip pantauan carpet-cleaning-kingston.co.uk, selain bagian cangkang nan hancur, beberapa bagian tubuh ornamen penyu, seperti sirip dan kaki, juga tampak mengalami kerusakan.

Beberapa bagian terlihat sobek dan terkoyak, memperlihatkan struktur dalam nan tampaknya rentan lantaran kosong melompong dan hanya terdapat rangka bambu dan lapisan bahan kertas mirip kardus.

Penggunaan material dan bangunan nan dinilai tidak kokoh itu ditanggapi oleh pihak kontraktor Imam Firdaus. Imam mengklaim telah melaksanakan pekerjaan sesuai patokan nan bertindak dalam pengadaan peralatan dan jasa.

"Kami dari kontraktor sudah melakukan tanggungjawab sesuai patokan dalam pengadaan peralatan dan jasa serta penyelenggaraan pekerjaan. Untuk Alun-Alun Gadobangkong, serah terima pertama sudah dilakukan pada Februari 2024 dengan masa pemeliharaan enam bulan. Pada Agustus 2024, dilakukan serah terima kedua, kemudian pada September 2024, pihak Pemprov Jabar menyerahkan ke Kabupaten Sukabumi," ujar Imran.

Ia juga menyebut, bahwa selama masa pemeliharaan, pihaknya telah melakukan beragam perbaikan, termasuk pengecekan kantin, perbaikan batu sikat, andesit, hingga memperbaiki kerusakan akibat banjir rob.

Respons kardus di dalam Patung Penyu

Terkait temuan kardus dalam ornamen penyu nan ramai diperbincangkan warganet, Imran menjelaskan, bahwa material tersebut bukanlah bahan utama.

"Kardus itu hanya digunakan sebagai media pencetak corak penyu sebelum dilapisi resin dan fiberglass, nan merupakan bahan utama ornamen. Jadi, bukan berfaedah penyu itu terbuat dari kardus, tetapi kardus hanya sebagai cetakan awal," katanya.

Menurutnya, bahan nan digunakan sudah sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) nan ditentukan dalam proyek tersebut. Namun, dia juga berambisi masyarakat ikut menjaga dan merawat akomodasi di alun-alun, mengingat konsepnya sebagai ruang terbuka hijau.

"Kami juga berambisi masyarakat dan visitor bisa sama-sama merawat gedung serta ornamen nan ada, agar tidak sigap rusak. Konsepnya ini ruang terbuka hijau, jadi perlu dijaga," imbuhnya.

Anggaran Rp15,6 miliar dan temuan BPK

Lebih lanjut, Imran menanggapi soal anggaran proyek nan disebut-sebut mencapai Rp15,6 miliar. Ia menjelaskan bahwa setelah dipotong pajak PPN 11 persen serta adanya denda keterlambatan dan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), nilai riil nan diterima lebih rendah.

"Anggaran proyek ini memang Rp15 miliar, tapi setelah dipotong PPN, jadi sekitar Rp13 miliar. Ada juga temuan BPK mengenai kekurangan volume dan denda keterlambatan nan mencapai nyaris Rp1 miliar, sehingga realisasi anggaran di lapangan tidak sebesar nan banyak diberitakan," jelasnya.

Baca berita lengkapnya di sini.

(dal/tim)

[Gambas:Video CNN]