Penuh Tantangan, Ini Fondasi Resiliensi Kinerja Bri

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Di tengah tantangan tekanan ekonomi dunia nan berakibat pada pertumbuhan ekonomi domestik, serta tantangan likuiditas bagi industri perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bisa menorehkan keahlian finansial nan stabil dengan esensial nan solid. 

Resiliensi keahlian BRI tersebut didorong oleh seluruh jasa operasional perbankan nan melangkah dengan lancar dan aman, sehingga pengguna mendapatkan akses jasa optimal terhadap beragam produk dan jasa transaksi perbankan BRI.

Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menyatakan, keahlian positif BRI juga didukung oleh penerapan tata kelola nan baik alias Good Corporate Governance (GCG). BRI seperti layaknya bank swasta, juga turut serta dalam program penjaminan simpanan nan diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Di samping itu, BRI juga menjadi bank nan terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia. Partisipasi dan tata Kelola tersebut memberikan agunan kepada pengguna bahwa biaya mereka dijamin keamanannya sesuai dengan ketentuan nan berlaku," ungkap dia dalam keterangan resminya, Minggu (23/2/2025).

Sebagaimana diketahui, pada 12 Februari 2025 lampau BRI telah mengumumkan capaian keahlian keuangan. Di mana sepanjang tahun 2024 BRI sukses mencetak untung bersih secara konsolidasi sebesar Rp 60,64 triliun.

Sementara itu, total aset BRI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp 1.992,98 triliun alias tumbuh 1,42% secara year on year (yoy). Pertumbuhan ini didorong penyaluran angsuran nan selektif dan berbobot dengan tetap berfokus pada UMKM.

Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan penyaluran angsuran sebesar Rp 1.354,64 triliun alias tumbuh 6,97% yoy dan seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif. Penyaluran angsuran BRI tersebut didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97% dibandingkan dengan total angsuran BRI, alias dengan nominal sebesar Rp 1.110,37 triliun.

Lebih lanjut, pertumbuhan penyaluran angsuran tersebut juga diikuti dengan perbaikan kualitas kredit. Hal ini ditunjukkan dengan membaiknya rasio angsuran bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) dari semula 2,95% pada akhir Desember 2023 membaik menjadi 2,78% pada akhir Desember 2024.

Di sisi lain, BRI juga mempersiapkan pencadangan nan mencukupi dengan NPL Coverage sebesar 215,01%. Dari sisi simpanan alias Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI sukses menghimpun simpanan sebesar Rp 1.365,45 triliun. Dana murah (CASA) mendominasi penghimpunan simpanan BRI dengan proporsi mencapai 67,30% alias setara dengan Rp 918,98 triliun.

Raihan keahlian positif BRI tersebut juga didukung kondisi likuiditas nan memadai dan permodalan nan kuat. Dimana rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI berada di level 88,85% dengan rasio kecukupan modal alias Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,63%.

Menurut Agustya, capaian tersebut menjadi bukti nyata bahwa dengan tata kelola dan esensial upaya nan kuat, BRI bisa mencatatkan keahlian nan stabil di tengah dinamika tantangan ekonomi global.

"Kinerja positif BRI tersebut juga bisa menjadi salah satu penentu terjaganya stabilitas industri perbankan nan berakibat positif bagi perekonomian nasional," tandas dia. 


(bul/bul)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Perkuat Akselerasi Keuangan Kelompok Rentan & Perempuan

Next Article Video: 9M-2024, BRI Sukses Cetak Laba Rp 45,36 Triliun