Mantan Pemain Sirkus Taman Safari Korban Eksploitasi Lapor Kemenham

Sedang Trending 4 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --

Sejumlah mantan pekerja sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia (TSI) mengadukan dugaan eksploitasi nan dialami ke Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM).

Pengaduan itu diterima langsung oleh Wakil Menteri HAM Mugiyanto di kantornya, pada Selasa (15/4) kemarin. Dalam audiensi tersebut, mantan pekerja menyebut tindakan kekerasan hingga pemanfaatan terhadap anak telah terjadi sejak tahun 1970-an oleh para pemilik OCI dan Taman Safari Indonesia.

Mugiyanto menyebut berasas keterangan para korban apa nan mereka alami tidak hanya tindakan kekerasan semata melainkan juga corak pelanggaran HAM.

Pasalnya, kata dia, terdapat sejumlah korban nan apalagi mengaku tidak mengetahui asal-usul dan family mereka lantaran direkrut sejak anak-anak dan dibawa keliling bumi tanpa arsip resmi.

"Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana nan terjadi di sana. Banyak kekerasannya. Ada aspek krusial juga nan mungkin orang tidak pikirkan, itu soal identitas mereka. Padahal identitas seseorang itu adalah kewenangan dasar. Mereka tidak tahu asal-usulnya," ujarnya dalam audiensi.

Mugiyanto mengaku pihaknya bakal segera berkoordinasi dengan Komnas HAM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta lembaga mengenai lainnya untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

Ia menegaskan Taman Safari sebagai tempat upaya kudu tunduk pada prinsip-prinsip HAM sesuai dengan Guiding Principles on Business and Human Rights nan telah diadopsi pemerintah melalui Strategi Nasional Bisnis dan HAM sejak 2022.

"Pemerintah Indonesia sudah punya strategi nasionalnya mengenai upaya dan HAM tahun 2022 nan lalu. Jadi itu kudu patuh," tuturnya.

Mugiyanto menambahkan pihaknya juga bakal segera memanggil manajemen Taman Safari Indonesia untuk meminta penjelasan mengenai dugaan pemanfaatan dan penyiksaan terhadap para mantan pekerja OCI.

"Kami bakal lakukan secepatnya. Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ke depan kita sudah bisa lakukan itu," pungkasnya.

Menyikapi perihal itu, Taman Safari Indonesia menyatakan konteks persoalan tersebut melibatkan perseorangan tertentu. TSI juga menyampaikan penjelasan mengenai persoalan itu.

"Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan mau menegaskan bahwa kami tidak mempunyai keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan norma dengan ex pemain sirkus nan disebutkan dalam forum tersebut," bunyi pernyataan manajemen Taman Safari Indonesia dalam keterangan nan diterima CNNIndonesia.com, Rabu (16/4).

"Perlu kami sampaikan bahwa Taman Safari Indonesia Group adalah badan upaya berbadan norma nan berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak nan dimaksud. Kami memahami bahwa dalam forum tersebut terdapat penyebutan nama-nama individu," lanjut pernyataan itu.

"Namun, kami menilai bahwa persoalan tersebut berkarakter pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan. Adalah kewenangan setiap perseorangan untuk menyampaikan pengalaman pribadinya, namun kami berambisi agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak disangkutpautkan dalam persoalan nan bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kami, terutama tanpa bukti nan jelas lantaran dapat berimplikasi kepada pertanggungjawaban hukum," jelas pernyataan TSI berikutnya.

(tfq/dal)

[Gambas:Video CNN]