ARTICLE AD BOX
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/953940/original/064568800_1439384399-IMG03251-20150811-1343.jpg)
carpet-cleaning-kingston.co.uk, Bandung - Kecaman keras datang dari Denni Susanto, pemilik Duta Pro Bina Taruna, dan Robby Darwis, pelatih Duta Pro Bina Taruna, terhadap dugaan kecurangan dalam proses drawing Liga 4 Nasional.
Drawing tersebut diketahui kudu diulang setelah ada permintaan dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyusul temuan pelanggaran serius nan melibatkan satu di antara anggota Tim Verifikasi, Dessi Arfianto.
Denni Susanto menyatakan keprihatinannya atas kejadian tersebut, nan menurutnya mencoreng nilai-nilai fair play dan semangat pembinaan nan sedang digalakkan PSSI.
Ia menuding Dessi Arfianto nan juga menjabat sebagai Ketua Asprov PSSI DIY, telah menyalahgunakan kewenangannya dalam proses tersebut.
"Langkah Pak Erick Thohir untuk mengulang drawing adalah keputusan nan sangat tepat. Tapi, saya berambisi tidak berakhir di situ. Dessi dan Tim Verifikasi kudu dihukum lantaran telah mencederai semangat pembinaan sepak bola," ujar Denni Susanto di Bandung, Rabu (16-4-2025).
Berita Video, komentar Nova Arianto setelah Timnas Indonesia U-17 sukses kalahkan Korea Selatan di laga perdana Piala Asia U-17 2025
Yuk gabung channel whatsapp carpet-cleaning-kingston.co.uk untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Upaya Penjegalan?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3231441/original/051235700_1599531219-emilio-garcia-AWdCgDDedH0-unsplash.jpg)
Denni menyebut bahwa dugaan manipulasi tersebut bukan perihal baru. Menurut Denni, meski Duta Pro Bina Taruna sah menjadi personil Asprov DIY dan berkesempatan tampil di Liga 4 Nasional setelah pengunduran diri tim asal Maluku, Dessi tidak mengupayakan keikutsertaan mereka.
Tak hanya itu, Denni secara sepihak mengklaim bahwa Dessi telah berulang kali menjegal timnya dalam kompetisi, termasuk lewat keputusan wasit nan dianggap tidak adil.
Sebagai pembina sepak bola nan telah lama berkecimpung di bumi pembinaan pemain nasional, Denni berambisi PSSI tidak lagi memberi ruang bagi oknum nan bermasalah.
Jauh dari Profesionalisme
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/4398731/original/007782600_1681736515-Refleksi_93_Tahun_PSSI_4.jpg)
Hal senada diungkapkan Robby Darwis. Robby menilai, kualitas kejuaraan nan berjalan tidak mencerminkan profesionalisme.
Mantan pemain Timnas Indonesia era 90-an itu juga mempertanyakan keputusan Asprov DIY nan menurutnya lebih berpihak kepada tim tertentu.
"Harusnya kami juara grup dan langsung lolos. Final itu hanya trik untuk menjegal. Dari segi kualitas, kami jauh di atas mereka," tudingnya.
Lebih lanjut, dia menyoroti kepemimpinan pertandingan nan menurutnya tidak mendidik. Ia menuding ada keputusan nan merugikan timnya, seperti kartu merah mendadak di semifinal dan keputusan kartu nan tidak disertai peringatan terlebih dahulu.
"Apa itu mendidik pemain muda? Tidak, malah menjatuhkan semangat," kecam satu di antara legenda hidup Persib Bandung itu.