Kantong Warga Ri Menipis, Emiten Ini Jadi Korban

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk alias Adira Finance (ADMF) melaporkan penyaluran pembiayaan turun 12% secara tahunan (yoy) sepanjang 2024, menjadi Rp 36,6 triliun. 

Presiden Direktur ADMF Dewa Made Susila mengatakan bahwa penurunan pembiayaan tersebut merupakan imbas dari penurunan daya beli masyarakat. Sebagaimana diketahui penjualan mobil anjok 13,9% yoy pada tahun lalu. 

Meski total pembiayaan baru Adira Finance menurun, namun Dewa mencatatkan pembiayaan non-otomotif tumbuh sebesar 10% yoy menjadi Rp9,8 triliun. Sebagian besar pembiayaan non-otomotif saat ini dikontribusi oleh pembiayaan multiguna melalui produk 'Solusi Dana.

Dengan demikian, piutang pembiayaan nan dikelola perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) tercatat sebesar Rp56,0 triliun. Hal ini termasuk pembiayaan kendaraan listrik (EV), baik roda dua maupun roda empat nan mencatatkan penyaluran pembiayaan baru EV mencapai Rp379,6 miliar sepanjang 2024.

"Seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat serta menurunnya kapabilitas pembayaran konsumen, dan dalam upaya menjaga kualitas aset, Perusahaan menerapkan strategi nan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan selama tahun 2024," ungkap Dewa tertulis, Rabu, (26/2/2025).

Melansir laporan finansial per 31 Desember 2025, ADMF mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 9,99 triliun. Angka ini naik dari sebelumnya Rp9,5 triliun.

Meski demikian, ADMF tertekan total beban nan tercatat sebesar Rp8,23 triliun. Sehingga, untung tahun melangkah perusahaan pembiayaan ini turun 27,64% yoy dari Rp1,94 triliun menjadi Rp1,4 triliun di tahun 2024.

Di tengah penurunan daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor, Adira Finance melakukan ekspansi ke segmen non-otomotif nan mencakup pembiayaan multiguna, perangkat berat, dan lainnya. Pada bulan November 2024, Adira Finance meluncurkan produk pembiayaan multiguna ialah "Solusi Dana" nan merupakan produk pembiayaan multiguna dengan agunan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) kendaraan.

Dari segi segmentasinya, Pembiayaan konvensional tetap mendominasi pembiayaan baru dengan kontribusi 75% dari pembiayaan baru, sementara pembiayaan syariah tercatat mewakili 21% dari total pembiayaan baru.

Sebelumnya, industri otomotif diketahui mengalami menghadapi tantangan di tahun 2024, khususnya di segmen kendaraan roda empat. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan ritel kendaraan roda empat baru turun secara signifikan sebesar 11% yoy menjadi 890 ribu unit.

Sementara itu, menurut info dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan ritel kendaraan roda dua baru mengalami peningkatan sebesar 5% yoy ialah menjadi 6,3 juta unit dari sebelumnya 6,0 juta unit di tahun 2023. Namun demikian, jumlah tersebut belum kembali ke kondisi sebelum pandemi Covid-19.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pajak Opsen Kendaraan-PPN 12% , Multifinance Siap Hadapi 2025?

Next Article Otomotif RI Lesu, Emiten Ini Lirik Pasar Filipina