INDUSTRI

Prabowo, Bank Dunia Memperingatkan: Indonesia Tersandera oleh Kemacetan Ekonomi

Bank Dunia mengingatkan pemerintah Indonesia untuk memperhatikan sektor industri yang sedang lesu. Menurut laporan terbaru dari Bank Dunia pada Juni 2024 yang berjudul “Menggerakkan Potensi Bisnis Indonesia”, industrialisasi di Indonesia sedang melambat dan terlalu terfokus pada beberapa sektor tertentu. Produktivitas tenaga kerja juga menjadi perhatian utama karena masih jauh di bawah negara lain.

Dalam rapor tersebut, Bank Dunia menyoroti empat tantangan utama yang dihadapi Indonesia, yaitu meningkatnya konsentrasi dalam sektor manufaktur tertentu, lambatnya upaya mengurangi kesenjangan pendapatan antar wilayah, pertumbuhan upah yang kurang, dan ketimpangan yang semakin membesar sejak pandemi COVID-19. Selain itu, mobilitas tenaga kerja juga terbatas, membuatnya sulit untuk memasangkan pekerja dengan pekerjaan yang sesuai.

Bank Dunia menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia untuk menyelesaikan tantangan di sektor manufaktur. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi presiden selanjutnya, Prabowo Subianto. Industrialisasi merupakan kunci utama bagi kemajuan sebuah negara, karena industri yang maju tidak hanya meningkatkan pendapatan tapi juga menciptakan lapangan kerja formal.

Bank Dunia juga menegaskan bahwa adanya konsentrasi yang semakin tajam pada sektor tertentu dalam pengembangan manufaktur di Indonesia memperlemah daya saing negara ini. Manufaktur yang terlalu bergantung pada komoditas membuat Indonesia rentan dan memiliki daya saing yang rendah. Sementara itu, sektor manufaktur yang menciptakan rantai pasok global cenderung terabaikan.

Kendati Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam pengolahan komoditas berbasis sumber daya alam, Bank Dunia menyarankan agar industri manufaktur lainnya juga diperhatikan. Sektor-sektor seperti tekstil, pakaian, dan furniture yang mengandalkan tenaga kerja skill rendah bisa memberikan nilai tambah dalam jangka panjang.

Selain itu, sektor industri yang membutuhkan tenaga kerja skill menengah seperti mesin, kendaraan bermotor, dan peralatan listrik bisa mendukung pertumbuhan manufaktur inovasi global. Sedangkan industri berbasis inovasi global yang membutuhkan tenaga kerja skill tinggi seperti komputer, elektronik, dan farmasi dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih baik dan produktivitas yang lebih tinggi.

Daya saing dan pertumbuhan industri manufaktur ini akan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan daya saing dari sektor jasa. Industri-industri ini memiliki keterkaitan rantai nilai global yang kuat, yang berpotensi meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik.

Dengan demikian, pemerintah perlu fokus pada diversifikasi sektor industri, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, serta mengoptimalkan kualitas input dari sektor jasa. Hanya dengan langkah-langkah ini, Indonesia bisa memperkuat posisinya dalam pasar global dan mencapai kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *