Metropolitan Land Optimis di Tahun 2025, Targetkan Marketing Sales Sebesar Rp 2 Triliun
PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) optimis terhadap prospek bisnisnya di tahun 2025. Direktur MTLA, Olivia Surodjo, melihat bahwa kondisi ekonomi dalam negeri akan semakin baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang memperpanjang insentif PPN-DTP untuk industri properti.
Meskipun terjadi pelemahan nilai Rupiah terhadap Dolar AS, MTLA menegaskan bahwa properti hunian kelas menengah tidak terlalu banyak menggunakan produk impor sehingga fluktuasi nilai tukar tidak akan langsung berdampak pada kenaikan harga properti. Produk impor lebih sering digunakan untuk pengembangan proyek komersial seperti gedung pencakar langit atau mal. Namun demikian, kontrak kerja untuk proyek komersial biasanya sudah ditetapkan sejak awal pembangunan.
Olivia menambahkan bahwa pelemahan nilai Rupiah mungkin akan berdampak pada proyek-proyek yang masih dalam tahap tender. Namun, MTLA tetap berharap agar Pemerintah dapat menjaga stabilitas nilai tukar. Perusahaan telah menyiapkan antisipasi dengan melakukan efisiensi jika Rupiah terus melemah hingga mencapai angka Rp. 17.000 per Dolar AS. Mereka juga akan melakukan penyesuaian harga jual properti secara bertahap, tetapi tetap memperhatikan daya beli konsumen untuk menjaga margin keuntungan.
Tahun ini, MTLA menargetkan marketing sales sebesar Rp 2 triliun, yang terdiri dari presales dan reccuring revenue. Pada tahun 2024, MTLA berhasil mencapai target sebesar Rp1,9 triliun. Perusahaan masih akan fokus pada proyek rumah tapak (landed house), dengan menargetkan pasar pembeli rumah pertama kali, pembeli akhir, atau milenial. Proyek Metland Cibitung dan Metland Cikarang menjadi prioritas utama MTLA di tahun 2025.
Terkait dengan capex, MTLA masih dalam proses finalisasi untuk merumuskannya. Perusahaan tetap optimis dan siap menghadapi tantangan di tahun mendatang dengan strategi yang telah mereka siapkan. Semoga MTLA dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi industri properti di Indonesia.