Menjelajahi Tantangan Teknologi dalam Pengembangan Potensi Kelapa Sawit
Industri sawit memiliki potensi besar sebagai sumber energi hijau yang berkelanjutan dan adil. Namun, di Indonesia masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Prayudi Syamsuri, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dari Kementerian Pertanian RI, mengungkapkan bahwa tata kelola, tantangan, dan kebijakan strategis sawit masih menjadi permasalahan utama. Tantangan ini terutama terjadi di bagian hilir dan pengambil kebijakan.
Prayudi menyebutkan bahwa perdagangan kelapa sawit dihadapi dengan berbagai gangguan usaha dan konflik, baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah. Terkait legalitas dan perizinan, pemerintah terus bergerak untuk mempercepat proses hak guna usaha (HGU) bagi perusahaan-perusahaan yang belum memiliki izin tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan tata kelola yang lebih baik.
Handy Chandra, Kepala Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih dari Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (OR HL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan bahwa potensi industri sawit sangat besar. Meskipun demikian, masih ada tantangan dalam hal produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan. Handy menekankan pentingnya fokus pada limbah sawit agar tidak menimbulkan masalah lingkungan.
BRIN terus mengembangkan inovasi dan invensi dalam pemanfaatan limbah industri kelapa sawit untuk mendukung industri lainnya. Ratih Pratiwi, Pembina Industri dari Kementerian Perindustrian, juga menyoroti tantangan pengembangan industri kecil menengah (IKM) berbasis produk sawit, seperti ketersediaan bahan baku yang produktivitasnya menurun dan ketelusuran bahan baku pangan yang rendah.
Ratih juga menambahkan bahwa penguatan sumber daya manusia (SDM) dalam IKM pangan masih perlu diperkuat. Selain itu, masih diperlukan peningkatan standardisasi dan sistem keamanan pangan di Indonesia. Sarana dan peralatan produksi yang kurang mendukung juga menyebabkan spesifikasi produk akhir tidak konsisten.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, perlu adanya pedoman yang mengatur pengolahan agar aman, bermutu, dan layak dikonsumsi. Teknologi dan permesinan yang lebih canggih juga diperlukan untuk memperbaiki proses pembuatan olahan produk. Dengan demikian, industri sawit di Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.