Kecerdasan Buatan: Beda jaman, beda ketergantungan
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, ketergantungan manusia terhadap kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) juga meningkat. AI digunakan sebagai alat pendukung dalam menjalankan bisnis untuk membuat pekerjaan lebih efisien dan cepat. Untuk dapat memanfaatkan dan mengelola AI secara maksimal, diperlukan pemahaman yang cukup mendalam agar teknologi ini dapat digunakan dengan tepat.
Menurut CEO PT Sinergi Wahana Gemilang, Chandra Marita Sari, adopsi dan alih pengetahuan sangat penting agar AI dapat digunakan secara maksimal sebagai bagian dari transformasi digital untuk membantu bisnis perusahaan di Indonesia. “Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah berkembang dengan pesat. Berbagai large language model (LLM) sebagai model dasar dari generative AI telah menjadi pemicu bagi perkembangan AI di masa mendatang,” ujarnya dalam seminar SWG Day 2024 di Jakarta.
Menurut Division Head IT Strategy & Architecture PT Bank Negara Indonesia Tbk, Ari Pratiwi, perusahaan tersebut sudah memiliki inisiatif AI baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan, termasuk rencana adopsi generative AI di masa mendatang. “Penerapan AI saat ini lebih difokuskan sebagai proof of concept sebelum diterapkan secara luas yang melibatkan para nasabah.”
SWA Day 2024 juga memperkenalkan solusi berbasis AI seperti IBM Watson Assistant yang memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan dokumen dan data melalui bahasa alami. Selain itu, kemampuan IBM Granite juga ditampilkan sebagai AI Assistant bagi para pengembang sistem.
Dengan demikian, penggunaan AI sebagai alat pendukung dalam bisnis semakin berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dengan pemahaman yang mendalam dan adopsi yang tepat, AI dapat menjadi mitra kerja yang handal untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.