INDUSTRI

Industri Kertas Indonesia Genjot Ekspor Senilai Rp 134 Triliun

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan bahwa industri pulp dan kertas memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2023, nilai ekspor industri ini mencapai US$ 8,28 miliar atau sekitar Rp 134,1 triliun. Menurut Faisol, industri pulp dan kertas menyumbang sekitar 4,03% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.

Meskipun demikian, Faisol juga menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas, seperti ketersediaan bahan baku kertas daur ulang (KDU), kebijakan EU Waste Shipment Regulation (EUWSR), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan EU Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM). Namun, pemerintah Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan perhatian yang besar terhadap ketahanan industri, dan Faisol optimis bahwa dengan langkah-langkah strategis yang tepat, industri ini akan terus berkembang dan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) telah menggelar Rapat Kerja Tahun 2024 di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta. Ketua Umum APKI, Liana Bratasida, menekankan pentingnya acara tersebut sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing Industri Pulp dan Kertas (IPK) di tengah kondisi global yang tidak pasti. Menurut Liana, tantangan global dan domestik harus dijadikan peluang untuk merumuskan langkah-langkah strategis dan inovatif.

Liana juga menjelaskan bahwa saat ini masih terdapat 54 industri kertas di Indonesia yang menggunakan bahan baku kertas daur ulang (KDU), namun sebagian besar kebutuhan KDU masih perlu diimpor. Hal ini mencerminkan upaya implementasi ekonomi sirkular dalam industri pulp dan kertas Indonesia. Liana berharap agar kebijakan pemerintah dapat menjamin ketersediaan bahan baku KDU guna menjaga daya saing dan keberlanjutan industri pulp dan kertas.

Direktur Fiber di Fastmarkets RISI, Hannah Zhao, menyatakan bahwa Asia, terutama Asia Tenggara dan India, akan menjadi pendorong utama pertumbuhan permintaan pulp dan kertas global hingga tahun 2026. Dengan populasi yang terus berkembang dan tingkat konsumsi per kapita yang masih rendah, kawasan ini memiliki potensi besar untuk pertumbuhan industri pulp dan kertas. Namun, tantangan oversupply dan kualitas serat daur ulang tetap menjadi isu yang perlu dikelola dengan baik.

Dengan adanya berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas, langkah-langkah strategis dan inovatif perlu terus dikembangkan untuk menjaga daya saing dan keberlanjutan industri ini. Semua pihak, termasuk pemerintah, asosiasi industri, dan perusahaan, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *