Harga Saham Melesat, Harta Raja Teknologi Ri Toto Sugiri Naik 212%

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk — Harta pengusaha teknologi Otto Toto Sugiri melesat seiring dengan nilai sama emiten nan dimilikinya PT DCI Indonesia Tbk (DCII) terbang tinggi.

Sejak awal tahun 2025, saham DCII tercatat telah naik 266,98%. Per penutupan perdagangan pertama hari ini, Jumat, (7/3/2025), saham DCII telah naik 9,98% ke nilai Rp154.500 per saham.

Sebagai informasi, nilai saham DCII pada 18 Februari 2025 tetap bertengger pada level di bawah 50.000. Artinya dalam kurun waktu kurun kurang dari sebulan saham DCII telah naik tiga kali lipat. 

Sementara itu, menurut laporan Forbes terbaru, Presiden Direktur DCII Toto Sugiri menempati ranking ke-6 orang terkaya di Tanah Air. Ia mencatatkan total kekayaan US$6,9 miliar alias setara dengan Rp112,6 triliun.

Harta Toto Sugiri naik 212,2% sepanjang tahun melangkah (YTD) seiring dengan kenaikan nilai sahamnya. Bila dibandingkan dengan info pada akhir tahun 2024, Toto tetap berada di ranking ke-26 orang terkaya di Indonesia dengan raihan kekayaan sebesar Rp2,21 miliar.

Berdasarkan penjelasan Forbes, sumber kekayaan Otto Toto Sugiri berasal dari upaya info center. Perusahaan pertamanya PT Sigma Cipta Caraka, nan dia dirikan pada tahun 1989, adalah salah satu perusahaan perangkat lunak rumahan paling awal di Indonesia dan menjadi salah satu nan terbesar berasas penjualan, mengalahkan persaingan dari penyedia perangkat lunak impor.

PT Sigma Cipta Caraka kemudian diakuisisi oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui TelkomMetra pada 2010 dan berganti nama menjadi Telkom Sigma.

Dari sana, pemegang gelar master of science in engineering dari Universitas Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen, Jerman tersebut, mendirikan penyedia jasa internet pertama di Indonesia, PT Indointernet (sekarang PT Indointernet Tbk/EDGE) pada tahun 1994, nan turut memberikan jutaan orang Indonesia akses ke internet untuk pertama kalinya.

Menurut catatan Forbes, selama booming era dot-com, laki-laki 68 tahun tersebut mendirikan BaliCamp, sebuah perusahaan di pulau resor untuk menetaskan startup dan menawarkan jasa outsourcing.

Kemudian, pada 2011 Toto Sugiri berbareng 6 pendiri lainnya mendirikan DCI Indonesia. Berdasarkan kajian Forbes, DCI saat ini menjadi perusahaan pusat info terbesar di Indonesia, menyediakan lebih dari separuh kapabilitas lokal di Tanah Air.

Catatan saja, pusat info (data center) adalah akomodasi nan digunakan perusahaan untuk melengkapi aplikasi dan info krusial mereka. Secara sederhana, info center dirancang berasas jaringan penyimpanan dan sumber daya komputasi nan memungkinkan transfer aplikasi dan info bersama.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Geothermal Ibarat "Tesla", Prospek Tarik Investasi Danantara

Next Article Harga Saham Naik Tak Wajar, BEI Pantau Ketat Saham EDGE & DCII