ARTICLE AD BOX
carpet-cleaning-kingston.co.uk
Selasa, 15 Jul 2025 14:56 WIB

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --
Guru Honorer asal Bengkulu berinisial R menangis saat menceritakan nasibnya di hadapan personil Komisi X DPR RI nan membidangi rumor pendidikan dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), Senin (14/7).
R nan telah menjadi pembimbing honorer selama tujuh tahun (kategori R4) menuntut kejelasan dan kepantasan mengenai pekerjaannya tersebut. Dia menceritakan hanya menerima penghasilan sekitar Rp540 ribu per bulan.
Kategori R4 merupakan salah satu pengelompokkan pembimbing honorer nan digunakan saat menyusun Data Pokok Guru (Dapodik) dan menentukan prioritas seleksi PPPK. Kategori R4 bukan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan belum terdata di Badan Kepegawaian Negara (BKN).
"Pada kenyataannya ibu ketua, kami di sini sudah 7 tahun mengabdi dan kawan saya ada nan 11 tahun mengabdi, dan di seluruh Indonesia pun masalahnya seperti itu, tapi kami terhalang untuk masuk ke database," ujar R.
"Kalau ibu mau tahu nasib kami bu, kami menjadi honor murni nan dihitung gajinya itu Rp30.000 per jam. Itu pun bukan per jam sehari, tapi satu bulan bu. Kalau kami misalnya 18 jam ibu dikalikan Rp30.000, Rp540.000 hanya bu," sambungnya lirih.
Dia menuturkan kategori R4 berada dalam prioritas paling akhir dalam rekrutmen ASN PPPK. Atas persoalan itu, dia menilai kariernya terbengkalai dan meminta support Komisi X DPR RI agar pembimbing honorer pada kategori nan sama tetap dipertimbangkan.
"Ada (aturan) Undang-undang bahwa honorer kudu diselesaikan pada tahun 2025. Jikalau kami R4 disia-siakan, gimana pengabdian kami selama ini?" lanjut dia.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati nan menjadi pemimpin rapat menyatakan bakal menampung keluhan tersebut. MY Esti mengaku memahami lantaran pernah menjadi pembimbing honorer.
"Njih, matur nuwun (baik, terima kasih). Sudah kami tangkap. Saya juga pembimbing honorer dulu, jadi saya tahu. Terima kasih untuk perjuangannya selama ini," kata MY Esti.
(ryn/wis)
[Gambas:Video CNN]