Duh! Kelas Menengah Ri Susah Bayar Cicilan Rumah

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk — Daya beli kelas menengah di Indonesia tertekan. Hal ini terlihat dari rasio angsuran bermasalah atau non-performing loan (NLP) angsuran pemilikan rumah (KPR).

Kondisi ini diakui oleh para bankir. Seperti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) nan dikenal sebagai bank perumahan, namalain bank nan konsentrasi memberikan pembiayaan perumahan. Direktur Manajemen Risiko BTN, Setiyo Wibowo mengakui perburukan kualitas KPR juga terjadi di bank pelat merah itu.

"Kondisi pasar nan mengenai dengan kualitas angsuran retail terjadi juga di BTN, khususnya mengenai dengan NPL segmen KPR dimana per Juni NPL segmen konsumer di sekitar 3,21%," ungkap Setiyo saat dihubungi carpet-cleaning-kingston.co.uk, dikutip Selasa (15/7/2025).

Ia mengatakan BTN telah menelaah tren kenaikan NPL ini seiring dengan adanya penurunan keahlian finansial segmen menengah ke bawah. Setiyo melanjutkan, perihal ini juga tampak pada hasil statistik makro dimana terjadi pelemahan pertumbuhan PDB, tren PHK nan meningkat maupun tingkat konsumsi nan menurun.

Menyikapi perihal ini, kata dia, BTN melakukan sejumlah langkah mitigasi. Antara lain penyesuaian portfolio guideline dan risk acceptance criteria nan lebih prudent, memperkuat underwriting proses dengan lebih menggunakan teknologi seperti Gen AI, maupun mendorong pertumbuhan di segmen nan berisiko lebih rendah seperti pengguna existing BTN, pengguna payroll, dan sektor-sektor upaya nan tetap tumbuh sehat.

"Kami juga memperkuat team back end ialah collection dan recovery untuk segera memperbaiki tingkat tunggakan kolektibilitas 2 maupun NPL," ujar Setiyo.

Adapun berdasarkan Statistik Sistem Keuangan Indonesia Juni 2025 nan diterbitkan Bank Indonesia (BI), non performing loan (NPL) KPR tembus 3,24%, melampaui pada saat akhir 2020 sebesar 2,78%. Rasio NPL bulan Mei itu juga merupakan nan tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Kondisi tersebutsejalan dengan pertumbuhan KPR nan malah melandai. NPL KPR sebesar 3,24% per Mei 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan April nan sebesar 3,13%. Pada Maret dan Februari NPL KPR 2,99% dan Januari 2025, NPL KPR berada di posisi 2,88%.

Sementara itu, pada Januari 2025, KPR tercatat tumbuh 11,51% secara tahunan alias year on year (yoy). Sebulan kemudian, KPR tetap bisa tumbuh double digit, tapi melambat sedikit menjadi 11,49% yoy.

Pada Maret, pertumbuhan KPR hanya single digit sebesar 9,28% yoy. Di bulan April, pertumbuhan KPR melambat lagi menjadi 8,67% yoy, dan pada bulan Mei menjadi 8,15% yoy.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Transaksi QRIS Ungkap Beban Kelas Menengah RI Berat