Bukti Terbaru Warga Ri Lagi Susah, Terlihat Dari Cicilan Rumah Dan Mobil

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia nan tengah kesulitan semakin tampak. Ditandai dari merosotnya penjualan barang-barang tahan lama alias durable goods seperti kendaraan bermotor, hingga meningkatnya rasio angsuran bermasalah angsuran pemilikan rumah (KPR).

Untuk penjualan kendaraan bermotor nan ambruk tergambar dari info penjualan mobil Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) terbaru. Pada Juni 2025, jumlahnya hanya 57.761 unit, turun 4,71% dibanding posisi Mei 2025 nan sebanyak 60.612 unit.

Secara total, penjualan mobil pada paruh pertama 2025 hanya sebanyak 374.741 unit, turun 8,60% dibandingkan dengan periode sama pada 2024 nan tetap bisa mencatat penjualan sebanyak 410.020 unit.

Lesunya penjualan mobil ini beriringan dengan melambatnya pertumbuhan piutang multifinance per Mei 2025. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan tetap naik 2,83% pada bulan itu menjadi sebesar Rp 504,58 triliun.

Namun, kenaikannya menjadi nan terendah sejak awal tahun. Sebab, pada Mei tahun lalu, pertumbuhan piutang multifinance apalagi tetap bisa tumbuh dua digit alias mencapai 10,82%.

Di sisi lain, saat melambatnya pertumbuhan penyaluran pembiayaan, NPF gross multifinance malah naik 14 pedoman poin (bps) secara bulanan. Akan tetapi jika dibandingkan Mei tahun lalu, posisi NPF gross tahun ini tetap lebih baik.

Pada periode nan sama NPF net multifinance naik 6 bps secara bulanan dan 13 bps secara tahunan.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi mengakui pembiayaan multifinance di sektor konsumtif tengah tertekan. Pemerintah pun diharap mengeluarkan stimulus nan bisa mendorong daya beli masyarakat.

Dari segmen multiguna pembiayaannya nyaris tidak mengalami pertumbuhan. Kondisi ini seiring dengan penjualan mobil nan lesu hingga semester I-2025. Suwandi apalagi memperkirakan penjualan mobil tahun ini hanya bakal mencapai 800.000 unit alias tidak sampai sasaran Gaikindo nan sebesar 900.000 unit.

"Kita lebih berambisi adalah gimana pemerintah kelak ada stimulus-stimulus juga sudah mulai dikeluarkan, inikan baru, mudah-mudahan ini ada pergerakan dari sisi konsumsi dan segalanya. Kalau sekarang ya berat," kata Suwandi kepada carpet-cleaning-kingston.co.uk, dikutip Kamis (11/7/2025).

Sementara itu, untuk di sektor perumahan, keahlian masyarakat Indonesia bayar angsuran rumah semakin sulit. Hal ini tercermin dalam kualitas rasio angsuran bermasalah alias non-performing loan (NPL) angsuran pemilikan rumah (KPR) nan kian memburuk, apalagi menembus rekor tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Berdasarkan Statistik Sistem Keuangan Indonesia Juni 2025 nan diterbitkan Bank Indonesia (BI), NPL KPR tembus 3,24% per Mei 2025. Angka itu memburuk dari bulan April nan sebesar 3,13%.

Sebelum April 2025, info BI tersebut menunjukkan NPL KPR selalu di kisaran level 2%. Namun sepanjang tahun ini, NPL KPR setiap bulannya kian memburuk, dari Januari nan 2,88% naik menjadi 2,99% di bulan Februari, dan tidak berubah pada bulan Maret.

Angka NPL KPR terkini juga lebih tinggi dari tahun di mana pandemi Covid-19 merebak, ialah 2,78% pada akhir tahun 2020. Pada tahun 2021 dan 2022, NPL KPR sukses ditekan menjadi masing-masing 2,41% dan 2,26%.

Namun, NPL KPR mengalami kenaikan menjadi 2,47% pada akhir 2023, dan naik lagi menjadi 2,67% pada akhir 2024.

Kualitas KPR nan memburuk diikuti dengan pertumbuhan pembiayaan perumahan nan melandai. Pada bulan Januari 2025, KPR tercatat tumbuh 11,51% secara tahunan alias year on year (yoy). Sebulan kemudian, KPR tetap bisa tumbuh double digit, tapi melambat sedikit menjadi 11,49% yoy.

Pada bulan Maret, pertumbuhan KPR hanya single digit sebesar 9,28% yoy. Di bulan April, pertumbuhan KPR melambat lagi menjadi 8,67% yoy, dan pada bulan Mei menjadi 8,15% yoy.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pengusaha Kakap di RI dalam Mode Waspada, Ada Apa?