ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) menekankan pentingnya perlindungan dalam ekosistem kripto. Ketua Umum ASPAKRINDO, Robby Bun menyebut pentingnya peran Organisasi Pengatur Mandiri alias Self Regulatory Organization (SRO) nan terdiri dari bursa, kliring, kustodi, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Robby menerangkan OJK berkedudukan sebagai pengawas, kemudian bursa, kliring, dan kustodi mengawasi penyimpanan dan penanganan aset. Lantas, dia menyebut koordinasi antar lembaga krusial dilakukan agar tidak terjadi miskomunikasi dan menutup celah-celah risiko.
"Harapannya dengan sistem pengawasan nan baik, adanya bursa, kliring, custody, nah penempatan dan lokasinya itu kan nggak lagi ada di satu titik poin, sakitnya. Jadi ketika satu pedagang melakukan penyalahgunaannya itu risikonya sangat minim, ada tapi minim lantaran penempatan fiat sudah ada di kliring, penempatan aset sudah ada di kustodi," jelas Robby di aktivitas Coffee Morning carpet-cleaning-kingston.co.uk dengan tema "Catching a New Dawn: A Big Opportunity in Crypto Investment" Rabu, (30/7/2025).
"Sehingga jika pun mau nakal, nggak senakal itu. Mungkin beli nasi goreng tetap bisa, tapi jika beli rumah mewah belum tentu."
Selain itu, Robby menyebut perlunya monitoring terhadap info nan beredar mengenai aset kripto. Hal itu juga dijalankan oleh ASPAKRINDO dan para SRO, sebagaimana diamanatkan oleh OJK.
Robby mengatakan edukasi di Pulau Jawa tidak terlalu susah daripada daerah-daerah pelosok. Kendati begitu, dia mengatakan edukasi dan literasi mata uang digital dari OJK telah menembus Aceh hingga Gorontalo.
"Jadi mudah-mudahan dengan semangat nan ada ini, industri mata uang digital bisa menjadi lebih baik," imbuh Robby.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
OJK: Transaksi Kripto Februari Rp 32,7 Triliun, Jumlah Pengguna Naik