ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --
Vokalis band punk Sukatani, Novi Citra Indriyati namalain Twister Angel diberhentikan dari pekerjaannya sebagai pembimbing di SDIT Mutiara Hati di Klampok, Banjarnegara, Jawa Tengah. Pihak sekolah menyebut Novi melanggara kode etik, salah satunya soal membuka aurat.
Ketua Yayasan Al Madani Banjarnegara yang menaungi SDIT Mutiara Hati itu, Khairul Mudakir, mengatakan Novi mengajar sejak 2 November 2020 sebagai pembimbing kelas IV, dan diberhentikan pada 6 Februari 2025. Dia membantah pemberhentian Novi terkait dengan lagu Bayar Bayar Bayar.
Khairul menyebut Novi melanggar norma dan kode etik sekolah mengenai busana nan menampakkan aurat walaupun di luar sekolah.
"Pelanggaran saudari Novi ini tidak mengenai lagu nan sedang viral. Tapi perilaku dari Bu Novi secara pribadi, ialah melanggar kode etik. Kami ada info salah satunya nan dilanggar adalah membuka aurat nan menurut standar di sekolah kami itu tidak dibenarkan meskipun itu di luar sekolah," kata Khairul di instansi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Banjarnegara, Senin (24/2) seperti dikutip dari detikJateng.
Ia mengatakan kode etik alias standard operating procedure (SOP) di SDIT Mutiara Hati itu tidak hanya bertindak di lingkungan sekolah, namun juga di rumah ataupun di lingkungan masyarakat.
"SOP dan kode etik ini tidak hanya bertindak di lingkungan sekolah, tetapi di semua kalangan. Jadi di sekolah pembimbing adalah sosok baik beradab bermoral jadi contoh bagi siswa dan tenaga kerja nan lain. Termasuk di rumah seperti itu di masyarakat kudu mempunyai komitmen nan sama," katanya.
Buka kesempatan terima kembali
SDIT itu membuka kesempatan bagi Novi untuk kembali mengajar di sana. Khairul mudakir, mengatakan keputusan soal pemberhentian Novi belumlah final.
"Keputusan tersebut [pemberhentian] belum berkarakter final lantaran kami tetap menunggu penjelasan dari Saudari Novi. Dari hasil penjelasan ini bakal kami jadikan bahan pengambilan keputusan berikutnya," kata Khairul.
Setelah penjelasan itu, nantinya pihak Yayasan tetap membuka kesempatan kepada Novi Citra Indriyati kembali mengajar. Asalkan nan berkepentingan menyetujui untuk alim kepada kode etik nan bertindak di sekolah tersebut.
"Ada kemungkinan Saudari Novi setelah penjelasan kembali mengajar di SD IT Mutiara Hati. Tentu saja dengan kaidah-kaidah alias kode nan sudah disetujui Saudari Novi untuk mengajar di SD IT," kata Khairul.
Pada kesempatan itu, Khairul memastikan aktivitas Novi bermusik berbareng band Sukatani tidak menjadi masalah ketika nan berkepentingan kembali mengajar di SDIT Mutiara Hati. Namun, dia menegaskan salah satu kode etik nan kudu dipenuhi adalah tetap menutup aurat, baik di dalam maupun di luar sekolah.
"Tidak melarang main band selama tidak melanggar kaidah-kaidah dan kode etik. Kami berpatokan pada kode etik nan sudah diterapkan bukan bukan pergaulannya," ujarnya.
CNNIndonesia.com belum mendapatkan pernyataan dari Sukatani terkait perihal ini.
Sebelumnya melalui unggahan IG Story, Sukatani mengucapkan terima kasih atas support publik nan luas. Sukatani juga menyatakan mereka saat ini dalam kondisi aman. Minggu (23/2) lalu, Sukatani bahkan sudah mulai kembali manggung di Slawi, Tegal.
Sebelumnya, personel band punk asal Purbalingga itu menyampaikan permintaan maaf kepada kepolisian melalui video di akun media sosial mereka mengenai lagu nan berjudul Bayar Bayar Bayar. Mereka--Lutfi dan Novi--juga menarik lagu itu dari platform musik daring setelah permintaan maaf kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Polri.
Namun, publik menduga perihal itu diduga lantaran ada tekanan dari pihak tertentu, termasuk abdi negara lantaran lagunya menyinggung 'polisi'. Sebagai informasi, salah satu bagian lirik pada lagu tersebut adalah "mau bikin SIM, bayar polisi, ketilang di jalan, bayar polisi".
Akhirnya publik pun melakukan 'perlawanan' dengan menggemakan lagu dan rekaman panggungnya di media sosial masing-masing.
Lagu tersebut pun digemakan berkali-kali oleh massa tindakan Indonesia Gelap di beragam tempat pada Jumat (21/2) lalu,seperti di Jakarta dan Yogyakarta.
Propam Polri pun memeriksa total enam personil Polda Jateng nan sebelumnya mendatangi personel Sukatani itu. Polri belum membeber identitas enam personil Polda Jateng dan hasil pemeriksaan itu sejauh ini.
Buntut polemik ini, Listyo akhirnya membujuk Band Sukatani menjadi Duta Polri dalam rangka melakukan kritik dan koreksi terhadap lembaga tersebut.
Baca buletin lengkapnya di sini.
(ugo)